Mobilitas Aktif dan Kesehatan

Banopolis Inovasi Kendara
3 min readMar 10, 2021

--

christy_j from pixabay

Berbicara mengenai Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu permasalahan kesehatan serius di Indonesia, yang salah satu penyebabnya adalah kadar gula dalam tubuh. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan RI, sebagaimana dikutip oleh Lukman Fauzi (2013), menunjukan bahwa hasil survei yang dilakukan WHO tahun 2005, Indonesia sebagai negara lower-middle income menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (Depkes RI, 2009). Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, DM merupakan penyebab kematian peringkat enam untuk semua umur di Indonesia dengan proporsi kematian 5,7%, di bawah stroke, TB, hipertensi, cedera, dan perinatal.

DM merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat adanya peningkatan kadar glukosa darah karena kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Fauzi, 2013). Menurut Lukman Fauzi (2013), penyakit ini jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebro-vaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyulit pada mata, ginjal, dan syaraf. Weiss (dalam Fauzi, 2013) berpendapat, bahwa upaya pengelolaan DM yang lebih baik, terencana, dan berkelanjutan harus dilaksanakan berdasarkan 4 pilar utama pengelolaan DM, yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik, dan penyuluhan.

Sesuai dengan tema kali ini, mobilitas aktif mengajak kawan-kawan dan seluruh lapisan masyarakat guna melaksanakan “latihan jasmani” secara bersama. Pelaksanaan latihan jasmani akan berguna untuk menurunkan kadar glukosa darah, meningkatnya sensitivitas insulin, mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan mencegah kegemukan, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, serta hiperkoagulasi darah (Fauzi, 2013). Lebih lanjut, penurunan berat badan sebesar 5–10% disertai dengan latihan jasmani teratur mampu mengurangi risiko timbulnya DM Tipe II sebesar 58% sedangkan penggunaan obat (seperti metformin, tiazolidindion, acarbose) hanya mampu menurunkan risiko sebesar 31%.

Dalam hasil penelitian Lukman Fauzi (2013) bertajuk “Intensitas Jalan Kaki Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah”, dengan objek penelitian berjumlah 36 orang yang berasal dari anggota paguyuban DM “Ngadi Waluyo” didapatkan bahwa Jalan kaki dapat menurunkan kadar Glukosa darah pada pasien Diabetes mellitus ringan. Dengan begitu, menurutnya, latihan jasmani dalam hal ini berjalan kaki dengan intensitas sedang lebih dianjurkan pada penderita diabetes melitus ringan. Kegiatan ini dapat menurunkan glukosa darah karena dapat meningkatkan ambilan glukosa oleh otot dibandingkan dengan pelapasan glukosa hepar selama kegiatan.

Dengan demikian, banyak manfaat yang bisa didapatkan bagi masyarakat atau para-mobilitas aktif, diantaranya kesehatan tubuh, mulai dari mengurangi resiko diabetes, kencing manis, jantung, dll; selain itu, dengan mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadi, seseorang dapat menghemat waktu perjalanan, biaya, melatih disiplin, memperluas relasi sosial, dan lain sebagainya.

Clue pertanyaan:

1. Sejak kapan memulai pola mobilitas aktif?

2. Manfaat yang didapatkan selama beraktivitas dengan terus menjaga pola bergerak dan menggunakan transportasi publik?

3. Mungkin bisa dibandingkan, pola mobilitas aktif di sini dan di luar (atau sesuai dengan pengalaman anda)?

4. Bagaimana anda memandang pola bertransportasi publik di Bandung, misalnya dari kemacetan, jalan, kendaraan, dsb?

5. Saran yang bisa disampaikan agar masyarakat menjaga pola aktif bergerak dan meminimalisir penggunaan transportasi pribadi?

ref :

Ayobandung.com. (2020, Agustus 6). Menhub: Bandung Salah Satu Kota dengan Tingkat Kemacetan Tertinggi di Asia. Diakses dari ayobandung.com: https://ayobandung.com/read/2020/08/06/114839/menhub-bandung-salah-satu-kota-dengan-tingkat-kemacetan-tertinggi-di-asia

Detik.com. (2019, Oktober 4). Kemacetan Kota Bandung Kalahkan Jakarta dan Surabaya! . Diakses dari news.detik.com: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4733737/kemacetan-kota-bandung-kalahkan-jakarta-dan-surabaya

Fauzi, L. (2013). Intensitas Jalan Kaki Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, VIII(2), 106–112.

Indonesia, C. (2019). Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Ragam Solusi Disiapkan. Diakses November 19, 2019, dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191007205754-20-437595/bandung-kota-termacet-se-indonesia-ragam-solusi-disiapkan

Ref Youtube :

https://www.youtube.com/watch?v=ELy9fOX8vtc = How Hong Kong Built the World’s Best Transit 🇭🇰

https://www.youtube.com/watch?v=FO6JRJKKbSE = Gerakan Jumat Ngangkot

https://www.youtube.com/watch?v=vHD1GeSV_PA = Kenapa Pandji Angkot?

--

--

Banopolis Inovasi Kendara

Urban mobility start-up | We develop ride sharing system | We are here on Medium to share our thoughts about mobility, cities, and people.